Sebelum waktu makan. Setiap pagi, siang, dan malam aku harus berfikir menu apa yang enak untuk disantap adik-adikku. Ekspresi senang karena melahap-lahap makanan adalah poin penting dalam hal ini. Aku pun juga akan senang. Sejak ibu yang memilih meninggalkan rumah untuk berpangku di keluarganya dan berobat ke rumah sakit .
Dihari pertama, aku masih bisa merespon tanggung jawab baru ini dengan senang hati. Pagi memasak telor dicampuri mie siang beli soto dan malam telur dadar. Ibu pun masih belum kembali. Ternyata masak itu menyenangkan. Beli bumbu di pasar, meracik, menggorengnya dan terakhir mengulegnya. Jadilah sambel tomat yang rasanya tidak pedas, takut adik-adikku tak menyantap dan agak frik karena kebanyakan garam. Sebenarnya aku tak tahu takaran bumbunya. Aku menambahkan bawang merah, putih, garam dan lombok. Udahlah pokoknya jadi sambel tomat.
Besoknya, ibu yang belum memberi kabar dengan keadaannya, aku mulai jenuh. Apa yang kuberikan kepada adik-adikku. Akhirnya tak lama kuputuskan. Pagi telur, siang telur dan malam untungnya bukan telur. Aku habis pikir selain telur, namun aku membuatnya unik. Ketika memasak the rolls of egg, adik-adikku melahap dengan cepat. Memang enak, aku mengakuinya masakanku sendiri.
Jenuh lagi dan jenuh, tidak hanya mengurusi makanan aku harus menyiapkan pendidikan, aku dan mereka. Aku nggak tau makan siang hari ini, setelah telur lagi menjadi sarapan pagi ini. Sekolah tidak mungkin ditinggalkan, kegiatan harus dikobankan. Inilah kenyataan yang harus diterima. Alangkah indahnya semua ini disyukuri dengan bersungkur sujud kepada-Nya. Dalam hati masih berkata, siang ini adik-adikku mau makan apa ya?
Azmi Izuddin
Surabaya, 28 Agustus 2017
Surabaya, 28 Agustus 2017
Komentar
Posting Komentar