Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah Sebagai Bukti Nyata untuk Menjawab Tantangan Zaman




            Akhir-akhir ini, banyak bermunculan gerakan maupun komunitas kreatif. Baik di kalangan pelajar, mahasiswa dan orang tua. Mereka mempunyai visi tersendiri untuk mendobrak masyarakat sekitar karena sudah dinilai terbawa arus teknologi atau zaman yang begitu cepat melaju. Sehingga kegiatan-kegiatan positif dan tradisi yang sebenarnya tetap dilakukan malah luntur bahkan menghilang.
            Pada Muktamar XVIII di Palembang, IPM mengembalikan gerakan pelajar sesuai dengan khittahnya. Gerakan yang memainkan posisi sentral pelajar sebagai subjek perubahan. Sehingga tercetuslah Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB). Gerakan ini ialah gerakan pencerahan, dimana para pelajar yang menggerakkan, memulai dan mengajak kepada masyarakat. Tidak muda maupun tua. Merekalah yang menjadi panutan dari segala penjuru, membuat suatu perubahan di lingkungan / mayarakat. Pada akhirnya GPB berorientasi pada 3 hal, yakni ; pencerdasan, pemberdayaan, dan pembebasan. Dari hasil pendekatan tersebut, diperoleh sebuah paradigma yang didefinisikan oleh Pimpinan Puat dan ditafsirkan Pimpinan Wilayah dibawahnya dengan membuat strategi gerakan yang sesuai dengan wilayahnya masing-masing. (Sumber: Tanfidz Musywil XX Jatim)
“Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) Subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”(Surat Al-Isra’ayat 78). Kalimat ayat Alqurán yang dinobuatkan tersebut menceritakan bahwa betapa dahsyatnya Sholat Shubuh.  Sebuah hadits juga menjelaskan apabila jamaah sholat shubuh seperti jamaah sholat jumat maka islam akan dengan mudah menuju masa keemasan. Oleh karena itu PR IPM SMA Muhammadiyah 10 Surabaya ingin menegakkan kembali dan masjid terlihat ramai dikala shubuh menyapa. Selain itu, Allah mewajibkan sholat shubuh ini mempunyai rahasia tersendiri. Menjadi pelajar yang disiplin, menghargai waktu dan yang tidak kalah pentingnya adalah mendidik dan membangun semangat pelajar untuk lebih berkarakter. Sesuai surat Al-Ankabut 45, Allah telah berfirman bahwa, ”Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar”.


            Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah (GPSB) adalah suatu gerakan di kalangan pelajar yang berbasis komunitas. Mengajak serta menggebrak khussussnya pelajar untuk ssholat sshubuh berjamaah di masjid. Saling mengontrol dan intropeksi diri yang dilakukan didalam komunitas ini. Disaat pertama kali gerakan ini dilaksanakan, banyak respon positif dari wali murid, sehingga mendorong kami untuk menggerakkan di masjid sekitar. Berlanjut di masjid Ad-Dakwah yang beralamat di jalan Embong Malang Surabaya, hasilnya tak terbayangkan, dari satu shaff jamaah asli penduduk setempat menjadi 4 shaff yang dipenuhi oleh pelajar. Takmir masjid pun bercerita dan turut mendukung agar gerakan ini terus bergerak dan bertahan. Seiring berjalannya watu, gerakan ini kami audiensikan kepada lembaga-lembaga berbau islam dan pelajar. Dinas Pendidikan Jawa Timur, MUI Jawa Timur, MUI Surabaya dan PDM Surabaya. Pada audiensi berlangsung, banyak masukan dan dukungan dari mereka yang mana akhir-akhir ini perlu adanya gerakan positif agar kearomaan islam tetap terjaga. Mereka miris tak ada upaya dari pihak remaja yang akan meneruskan perjuangan islam, membawa islam, dan menjadikan islam ini sebagai pedoman hidup bagi masa depannya.
            Akhirnya, pada tanggal 19 Maret 2017 bertempat di masjid Cheng Hoo Surabaya, Deklarasi Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah sukses terlaksana. Dihadiri langung oleh Bapak Ikhsan selaku Kepala Dinas Pendidikan Surabaya dan para pimpinan lainnya. Beliau menyebut GPSB ini sebagai inisiatif kreatif pelajar dalam menyikapi permasalahan kemerosotan moral bangsa. Program tersebut sejalan dengan program dinas pendidikan kota Surabaya yang mengedepankan pendidikan karakter melalui aktivitas yang bernuansa agama. Pembiasaan sholat duha, duhur dan ashar di sekolah yang sudah banyak dilaksanakan sekolah swasta dan negeri di Surabaya, serta gerakan literasi membaca alquran dan tahfidz adalah perwujudan dari pendidikan karakter itu sendiri. Dengan adanya deklarasi Gerakan pelajar shubuh berjamaah diharapkan menjadi virus kebaikan yang akan memotivasi pelajar-pelajar yang lain. Deklarasi tersebut dihadir 200 siswa lebih yang menandakan semua personil menyetujui dan mendukung tentang adanya komunitas GPSB.
            Dengan terus mengembangkan sayapnya, gerakan yang lahir dari rahim IPM ini terus berkeliaran aksinya. Buktinya sampai saat ini sudah 10 kali melaksanakan kegiatan tersebut. Serupa. Berkeliling masjid se-Surabaya dan kadang bekerja sama dengan pimpinan IPM setempat. Untuk mengkondisikan dengan pelajar, komunitas GPSB juga resmi melaunchingkan berdakwah lewat salah satu aplikasi, Telegram. Guna memantau dan menjadi penghubung antar pelajar. Launching tersebut dilaksanakan pada 17 Juni 2017 di masjid Jendral Sudirman Surabaya.
            Teknologi semakin maju menandakan perkembangan zaman sudah terlihat gerakan dakwah kreatif juga harus mengikuti. IPM yang dinobatkan sebagai organisasi pelajar terbaik se-Asia Tenggara tidak boleh berhenti melakukan evaluasi dan pengembangan dakwah. Harus berjalan mengikuti tren zaman. Sebuah gerakan pelajar shubuh berjamaah adalah salah satu jawaban. Ketika gerakan ini berkembang dan dikenal dengan semua pelajar banyak manfaat positif, mulai dari pelajar, orang tua bahkan pemerintah. Pelajar akan terlihat aktif, tambah teman dan dengan mudah menjada sholat shubuh berjamaah di masjid. Orang tua akan turut senang melihat anaknya beraktivitas sejak shubuh dan pada akhirnya kemacetan di jalan saat pagi hari terkurangi dengan sendirinya. Sekolah-sekolah negeri akan ramai di pagi hari, serta turut membantu program dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, yakni “Pendidikan Karakter”.











Komentar