Wabah yang saat ini melanda dunia adalah covid-19, namin wabah di kelas hafızlık ada banyak, salah satunya pelajaran Bahasa Turki. Betul, di kelas tahfidz ini yang setiap harinya dituntut untuk setoran eh malah ada pelajaran diluar Al-qur'an. Memang 2 tahun kedepan kita butuh banget dengan bahasa ini, tapi untuk sekarang, tidak. Walaupun cuma 3 pertemuan setiap pekan, tapi rasanya ugh... berat parah untuk memasuki kelas. Ngantuk, pengennya murojaah, nyiapin setoran buat besok, dan mungkin belum cinta dengan bahasa ini. Seperti ada cobaan yang titik terangnya tak kelihatan.
Apalagi kalo ada ujian, gggrrrhhh, mau dijawab apa di LJKnya, paham sih dengan pertanyaannya dan bisa jawab kalo pake indonesia, tapi kalo dengan turki, Nggak! Apalagi kalo ada yazma & konuşma, tinggal tidur aja nyaman.
Tapi untuk ujian kali ini beda. Pada Sabtu, 1 Februari 2020 ujian berlangsung pukul 19.45-21.00 WIB ünite 5 - 'iletişim'. Pernah berfikir kalo malam ahad ini adalah malam terbebas bagi kelas tahfidz, tapi malam ini nggak, ujian Turki sedang menghadang begadang. Rutinitas yang biasanya dilakukan (online) sempat terhambat. Ah entahlah masih banyak alasannya.
Ketika ujian berlangsung, ngantuk berat nggak bisa dihindarkan akibat seharian keluar dan nggak tidur siang, tapi kuusahakan menjawab dengan senyaman mungkin. Diujung pertanyaan biasanya momok bagi kami, YAZMA (menulis), terus ada embel-embel, en az 50 cümle. Lalu pertanyaannya 'Sizce internet kullamanin yararları ve zararları'
Pahamkan dengan pertanyaannya, tapi gimana mau jawan dengan bahasa Turki? Hmm.. untung sebelum ujian aku baca" sedikit sekitar 20 menitan. Tiba-tiba Abi Kemal-guru bahasa Turki 'favorit' teman-teman sekaligus satu-satunya Abi bule disini nongol & melihat jawaban. Lantas geleng-geleng sambil nunjuk jawabanku dan memutar jarinya. Tulisannya Media Sosyal yang seharusnya Sosyal media.
Lima menit berlalu, si Bule datang lagi dan baca jawabanku yang Yazma. Beliau mendekat, membungkuk, membaca, dan menunjuk jawabanku lagi. Sekarang beda, nggak membenarkan lagi tapi setelah membaca jawabanku 'Insanı asosyal yapar' si Bule senyum & menjempolkan jarinya kepada saya. Sedetik kemudian, si Bule membacanya lagi 'Aile içi iletişimi azaltır' wuihh, beliau langsung senyum-ala Turki dan ngasih jempol lagi. Baru kali saya ini disenyumin sama Bule. Tapi nilai ujian yang saya tunggu-tunggu waktu itu belum juga muncul sampe sekarang.
Ngomong-ngomong mengenai Abi Kemal Emre, bagiku beliau sangat tulus ketika berhizmet (mengabdi) bisa membedakan kapan marah, kapan senyum, kapan canda, kapan serius. Sering saya berbeda perasaan kukira canda, eh malah 'nyentak beliaunya'. Maklumlah kadang sering diajak gurau sama temen-temen (termasuk saya). Semoga nyaman di Indonesia Abi, dan lancar berbahasa Indonesia biar jadi pendamping Bahasa Turki yang benar-benar favorit.
Tulungagung, 28 Maret 2020
Tulungagung, 28 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar