Kancing Baju
Oleh : Azmi
Izuddin
Pagi itu, mentari
sudah tampak tinggi, menyinari semua kegiatan manusia dan tumbuhan di
taman-taman. Lelaki itu masih terbaring di tempat tidurnya, tidur lelap sambil
merangkul guling merahnya, berbaring ke kanan dan tidak memakai bantal. Semalam
suntuk dia membantu tetangganya yang mempunyai hajatan. Ibunya merasa tidak
tega membangunkannya. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30, dan bel sekolah
setengah jam lagi, lelaki itu belum menyiapkan tuk pergi ke sekolah, bajunya di
sampiran luar, buku-buku masih tertata rapi di raknya, belum sarapan dan
perjalanan rumah sekolah sekitar 10 menit menaiki sepeda.
Duuukkk...!!!
tangannya mengenai kayu kamarnya, dan lelaki itu terbuka matanya, lalu melihat
HP yang ada di sebelahnya, menekan tombol dan melihat layar HP sudah
menunjukkan pukul 06.40. dia menghiraukan teman-teman yang SMS maupun WA.
Sebenarnya dia tidak mempunyai kebiasaan terlambat dan benci ketika datang
sekolah kesiangan. Biasanya dia datang satu jam sebelum bel masuk, tapi kini
susasana berbeda, lelaki itu bergegas menuju kamar mandi, tak sampai lima menit
dia sudah keluar dan mengambil bajunya di sampiran. Tanpa di setrika, cowok itu
langsung memakai dengan tergesa-gesa dan bercermin. Menyisir rambutnya deengan
minyak, dan memakai minyak wangi. Menata buku yang dibawa sekolah pun secara
cepat ia lakukan. Kini sudah siap berangkat sekolah setelah memakai jaket
hitamnya dan menaruh tas abu-abu di pundaknya. Masih di depan cermin, dia
senyum sedikit dan yakin telah beres semua dan siap berangkat sekolah. Biasanya
lelaki itu sarapan dan minum susu cokelat, ibunya masih di kamar mandi, dan
cowok bersepatu hijau itu pamitan dengan suara. Ibunya menjawab dan dia menaiki
sepeda dengan kencang.
Ke sekolah yang
biasanya ditempuh sepuluh menit, kini hanya lima menit. Lelaki yang tampak
gelisah karena takut terlambat tersebut menaruh sepeda di parkiran dan berharap
gerbang sekolah masih terbuka. Jam tangannya menunjukkan 06.59 WIB. Dia malu,
pertama kali ini ke sekolah hampir terlambat, teman-temannya sudah menunggu di
kelasnya. Krrrriiiiingggg...... bel masuk berbunyi, sambil lelaki rambut belah
kanan itu masuk gerbang, menyapa satpam yang lagi menutup gerbang, senyuman
manis tanpa ia lupakan, hati cowok tersebut menjadi plong bisa masuk sekolah
tanpa terlambat. Melepas jaketnya di kamar mandi dan memasuki kelasnya dengan
senang hati. Mengucap salam dan temannya menengok dan fokus menatapnya. Semua
temannya tertawa lepas, lelaki itu heran, menoleh kebelakang yang mungkin semua
temannya menertawakan yang ada di belakang cowok itu. Namun tidak ada apa-apa
dibelakangnya, lelaki pakai baju putih itu berjalan di tempat duduknya dan
semua temannya masih tertawa, semakin dekat dengan tempat duduk, semakin
terlepas tertawa. Cowok itu kian bingung, menoleh ke kanan,kiri, atas, bawah
dan dimanapun dia tetap mencari sumber atau bahan tertawa teman-temannya. Dia
menaruh tas di tempat duduknya dan bu guru datang dengan menenangkan susasana.
Duduk di sebelah teman lama dan tetangga sendiri sambil berdo’a, lelaki itu
masih juga bingung, semua masih menatap padanya, hingga akhirnya bu guru
berdiri dan menoleh ke lelaki tersebut dengan tersenyum lebar. Bu guru tidak
kuat menahan ketawa dan seluruh siswa pun ikut ketawa dan menatap ke cowok itu.
Bingung, malu, dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ketika lelaki
itu mengambil kotak pensil di tas yang ditaruh di kursi, teman belakangnya
memberitahu dengan kancing bajunya yang salah lubang. Tak jadi membuka tas,
cowok itu terdiam dan merasa sangat malu setelah diingatkan temannya. Tak
menduga, cowok itu salah mengancingkan baju, yang sebenarnya kancing baju atas
dimasukkan paling atas, tetapi cowok itu memasukkan kancing bajunya di lubang
nomor dua. Dak...dik...duk... perasaan menjadi satu. Malu, tak mengira, drop
dan gugup telah bercampur, lelaki salah lubang kancing baju itu bergegas ke
kamar ganti dengan lari. Bercermin sendirian dan tertawa sendiri ketika melihat
gambar yang dihasilkan oleh cermin. Sambil membenahi kancing baju, akhirnya
lelaki itu sudah menemukan semuanya. Teman-temannya menertawainya sampai
guru-guru, dan membayangkan, berarti semua yang ada di jalan tadi, mulai orang
yang jualan sayuran hingga satpam menyapa aku dengan senyuman lebar hanya
karena kancing bajunya yang salah lubang. Lalu, lelaki itu kembali menuju kelas
dengan percaya diri, dan memperhatikan guru yang sudah menerangkan pelajaran di
dalam kelasnya. Dia duduk tenang dan selalu membayangkan perjalanan menuju
sekolah sampai tadi dengan senyum-senyum sendiri. tanpa disadari lelaki itu
diingatkan oleh teman sebangkunya, bahwa resleting celananya belum dibetulkan,
menganggukkan kepala sambil menata reseleting celana, lelaki itu merasa tidak
untung hari itu. Setelah itu, keadaan sudah tenang dan cowok tersebut kembali
memperhatikan guru yang berada di depan.
Nglintek
BalasHapus