“Laksanakanlah shalat sejak
matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula shalat) Subuh.
Sungguh, shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”
(Surat Al-Isra’ayat 78)
Kalimat ayat Alqurán yang dinubuatkan
tersebut menceritakan betapa dahsyatnya
Sholat Shubuh. Sebuah
hadits juga menjelaskan apabila jamaah sholat shubuh seperti jamaah sholat
jumat maka islam akan dengan mudah menuju masa
keemasan. Oleh karena itu, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA MUHAMMADIYAH
10 SURABAYA berikhtiyar untuk kembali menegakkannya di kalangan pelajar dan
remaja pada umumnya. Remaja adalah aset masa depan yang akan meneruskan
cita-cita perjuangan bangsa. Sebuah gerakan
yang diberi nama Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah (GPSB) adalah wujud
nyatanya.
“Pelajar saat ini sungguh
benar-benar menjadi kader penerus bangsa, membutuhkan semangat spiritual yang
tinggi. Oleh sebab itu Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah ini menjadi wadah bagi para pelajar untuk menggerakkan jiwa pelajar
agar berjamaah di masjid saat sholat shubuh” kata Azmi Izuddin, siswa
kelas XI SMA Muhammadiyah 10 Surabaya yang sekaligus ketua
pelaksana Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah.
Setelah sebelumnya mengajak pelajar internal sekolah sendiri dan mendapat dukungan dari
wali murid, Gerakan
Pelajar Shubuh Berjamaah (GPSB) akhirnya dideklarasikan pada Minggu, 19 Maret
2017. Bertempat di Masjid Multikultural nan bersejarah, Masjid Muhammad Cheng
Hoo Surabaya. Ratusan pelajar SMA Muhammadiyah 10 Surabaya beserta beberapa
elemen pelajar lainnya bersama-sama menyatukan semangat dan tekad agar kegiatan
Sholat Shubuh Berjamaah mereka dapat terlaksana dengan konsisten hingga masa
akan datang.
Deklarasi
Gerakan Pelajar Shubuh Berjamaah ini sendiri dihadiri oleh Dr. Ikhsan, S.Psi,
MM, selaku Kepala Dinas Pendidikan Surabaya. Juga dihadiri oleh perwakilan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, MUI Kota Surabaya, Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota
Surabaya. Segenap pejabat tersebut memberikan dukungan penuh kepada para
pelajar untuk melangsungkan kegiatan GPSB secara berkesinambungan.
Pak
Ikhsan yang didapuk memberikan sambutan mengatakan betapa positifnya kegiatan
pelajar seperti ini. Beliau menyebut GPSB ini sebagai inisiatif kreatif pelajar
dalam menyikapi permasalahan kemerosotan moral bangsa. Program tersebut sejalan
dengan program dinas pendidikan kota Surabaya yang mengedepankan pendidikan
karakter melalui aktivitas yang bernuansa agama. Pembiasaan sholat duha, duhur
dan ashar di sekolah yang sudah banyak dilaksanakan sekolah swasta dan negeri
di Surabaya, serta gerakan literasi membaca alquran dan tahfidz adalah
perwujudan dari pendidikan karakter itu sendiri. Dengan adanya deklarasi
Gerakan pelajar shubuh berjamaah diharapkan menjadi virus kebaikan yang akan
memotivasi pelajar-pelajar yang lain. Tentu saja kegiatan positif ini harus
terus didukung oleh walimurid dan guru agar tetap berjalan istiqomah.
Sebelum dideklarasikan, Gerakan yang dirintis oleh siswa-siswi IPM SMA
Muhammadiyah 10 Surabaya ini, telah melaksanakan kegiatan serupa sebanyak tiga kali. Pertama hari Minggu 5
Februari 2017 bertempat di Hall SMA Muhammadiyah 10. Dihadiri oleh para
siswa dan guru. Antusias wali murid yang tinggi dan berharap kegiatan ini terus
berlanjut dan istiqomah. Kedua, dilaksanakan di Masjid Ad-Dakwah, Jl Blauran
Kidul 2/24. Keadaan masjid yang miris. Terletak di gang sempit, jamaahnya
rata-rata 5 orang
saat sholat shubuh dan rencananya akan digusur karena ada pelebaran hotel besar
yang ada disebelahnya. Dan yang terakhir dilaksanakan di Masjid
Al-Ghofur, Gembong Gang VII, sebuah kampung Islam lawas.
Awal mula gerakan ini berdiri dilatarbelakangi rasa prihatin terhadap pelajar yang enggan
menuju masjid saat sholat shubuh, dan melihat sepinya masjid-masjid di sekitar Surabaya saat jam sholat shubuh.
“Untuk itu, kami berinisiatif
bikin GPSB ini. Tujuannya untuk mengajak para pelajar Surabaya untuk sholat shubuh di masjid secara
berjamaah. Selain itu kami ingin menyemangati para pengurus masjid di kampung-kampung agar tidak lelah meramaikan rumah Allah saat sholat shubuh”, ujar Antonia Zukhruf, salah satu anggota
perempuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMA Muhammadiyah 10 Surabaya.
Gadis kelas X berbadan mungil ini lantas
menambahkan bahwa derasnya dukungan dari guru-guru di sekolahnya semakin
menambah semangat mereka untuk dapat menularkan kegiatan ini ke pelajar
sekolah-sekolah lainnya.
Dalam pendeklarasian GPSB kali ini pun, turut serta
hadir pelajar-pelajar Surabaya lainnya dari Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM) Surabaya, Ikatan Pelajar Nadhatul
Ulama (IPNU), Pelajar Islam Indonesia
(PII), dan OSIS beberapa SMA Negeri di Surabaya
Pusat.
Mayoritas dari mereka mendukung penuh adanya gerakan ini.
“Jujur selama ini kalo pas shubuhan di masjid di dekat
rumah. Yang jadi jamaahnya itu orang-orang yang lebih tua. Bahkan lansia.
Jarang sekali ada anak muda seperti saya yang ikut sholat. Jadi gerakan ini
keren banget. Mengajak anak-anak muda buat meramaikan masjid-masjid”, demikian
pendapat dari Faridah Ramadhani, siswa SMA Negeri 4 Surabaya yang turut hadir
dalam deklarasi ini.
Besar harapan gerakan ini dapat memberi kontribusi dalam
pendidikan karakter pelajar. “Sentuhan-sentuhan” religi seperti ini mampu
merangsang siswa untuk lebih berempati dan berkepribadian baik dalam
masyarakat.
Kepala
Sekolah SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, Ir. Sudarusman mengatakan bahwa sekolah
seharusnya memberikan fokus dan semangat lebih kepada penanaman karakter
positif siswa secara otentik.
“Kami
membebaskan siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pembentukan karakter. Seperti acara deklarasi ini. Mulai persiapan, ide
kreatif, bertatap muka dengan pejabat-pejabat terkait, hingga pelaksanaannya
harus dilakukan siswa sendiri. Kami memberi kepercayaan penuh kepada mereka.
Karena itu-lah sekolah sesungguhnya. Siswa belajar dari kesalahan dalam praktek
nyata”, begitu tambah pria yang akrab disapa Pak Sudar.
Komentar
Posting Komentar