Kepada kepala Dinas Pendudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Tulungagung



Kepada :
      Ir. Moch. Justi Taufik
      KEPALA DINAS PENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KABUPATEN TULUNGAGUNG
.
Saya yakin surat ini akan diabaikan, dibaca pun tidak, apalagi oleh para pegawai dinas pendudukan dan pencatatan sipil khususnya di Tulungagung, boleh-boleh bapak kepala yang membacanya.
.
Memang sekarang gratis mengurus administrasi dan alhamdulillahnya khasus korupsi e-KTP berhasil terungkap. Namun apakah tidak mungkin akan terjadinya korupsi lagi, bukan soal dana, uang, melainkan tentang prosesnya. Seluruh penduduk se-kabupaten rela mengantre satu per satu, mulai dari menumpuk antrian map dari ba'da shubuh, berdiri ber-jam jam, menahan lapar, haus, kencing dan menunggu panggilan dari merekalah yang ditunggu-tunggu pertanda akhir selesainya pengurusan. Demikianlah gambaran rumit dan sulitnya hanya mengurus administrasi kependudukan. Kalah dengan orang yang mengantre sembako, kalah dengan pasar pagi di Surabaya, kalah dengan ramaian ketika sholat IED. Apakah itu tidak dikatakan korupsi?
.
Berangkat sepagi mungkin sebelum kantor dibuka, ada yang perjalanan lebih dari 10 KM, naik angkot, membawa anaknya, apakah itu tidak kalian pikirkan? Dan kalian setiap hari mengerti keadaannya begitu tidak mengalami perubahan, hanya satu stand saja yang dipenuhi orang-orang. Itu pun bertempat di depan pintu, hhfff.... BERJUBEL, kayak baju kekecilan yang dipaksa untuk masuk.
.
Mungkin saya mewakili ribuan banyak orang yang menulis surat ini, setelah saya berbincang-bincang dengan banyak orang disana. Mereka sebenarnya malas mengurus surat yang digunakan sebagai formalitas di kehidupan ini, kebanyakan mereka dari luar kota yang malas mengurusnya, karena perbedaan sistem yang telah dibandingkan di perkotaan. Ada juga datang sambil membawa bayinya dengan keringat yang bercucuran di dahinya, termengges-mengges, dan juga yang rela berdiri di bawah terik matahari selamar berjam-jam. Apakah dengan keadaan seperti ini kalian tidak merasa berdosa, apakah kalian tidak memikirkan perjalanan jauhnya? Haduh, semoga kalian cepat merubahnya.
.
Kesempatan tersebut digunakan untuk para pedagang, terlihat senyuman manis dari bibirnya, dagangannya laku oleh orang-orang yang membawa anak menantunya. Pemandangan yang cukup menghibur bagiku.
.
Tak mungkin, orang yang mengkritik tapi tidak memakai saran, baik Bapak Moch. Justi Taufik yang saya hormati beserta pegawai negeri sipil lainnya yang turut saya banggakan dan hanya mereka yang kuharapkan. Alangkah lebih baiknya stand itu terbagi menjadi 5-8 agar antriannya bisa berkurang, dan pengumuman secara digital atau lewat layar komputer besar agar mereka bisa menunggu di tempat yang teduh. Kaliankan bisa menganggarkan kepada bapak Gubernur Jatim untuk merenovasi tempatnya? Bukannya diam saja begitu. Terus selain itu cara kerjanya diganti, memakai software yang berkualitas, agar mereka yanh berangkat dari kejauhan tidak membawa hasil yang mengecewakan. Masih banyaklah saran apabila kalian menyediakan kotak saran.
.
Terimakasih bapak, semoga surat ini bisa dibaca dan dilaksanakan.
#SuratHarapan
#SuratKecil
@kepaladinaspendudukan
@BupatiTulungagung

Tulungagung, 5 Juli 2017




Komentar

  1. Pelayanan "prima" sudah seharusnya merata tdk hanya berlaku di suatu daerah.Setuju adanya kotak krtik dan saran selalu ada di setiap instansi pelayanan masyarakat.

    BalasHapus

Posting Komentar