Surat Perpisahan
Kepada : Bpk M. Azhari Surabaya, 16 Juli 2017
Assalamu’alaikum Wr Wb. Tak kusangka, hari ini aku menulis surat perpisahan, setelah lima tahun lamanya saya berada disini. Kau didik, kau benahi hidupku dan kau kasih sayangi sehingga engkau menjadi sejarah dalam perjuangan hidupku yang tak patut untuk dilupakan, yang sebelumnya aku hanya orang asing dan tak dikenal. dan ini mungkin tahun terakhir bagiku untuk kebersamaan kita. Sebenarnya saya malu dan tidak mau meninggalkan tempat yang pernah bersejarah bagi hidupku apalagi berpisah denganmu yang senantiasa mendukung serta mendidikku. Tapi takdir dan waktu yang terus berjalan harus kita hadapi, melanjutkan jenjang pendidikan yang lebh tinggi untuk menggapai cita-cita.
Kenanganku............
Aku yang diantar oleh bapakku sendiri di panti tercinta ini dan tak kusangka 1 bulan setelah itu bapakku tiada. Menjalani kehidupan tanpa bapak adalah hal yang sulit bagiku, karena kedekatanku dengannya seperti kupu-kupu dan bunga yang selalu menghisap nektar, terus melekat dan tidak mau berpisah. SMP kelas satu aku jalani dengan rumah baru, sepeda baru dan bapak baru. Perlu adaptasi yang cukup untuk terus berkomunikasi denganmu. Pertama kali masuk yang kualami adalah serba asing. Makanan asing, air mandi asing, dapur asing, tempat tidur asing, bapak asing dan segalanya serba asing, namun senyum dan kedekatanmu selalu membuat keasinganku terbuang. Khusus engkau, yang telah mempercayai aku untuk masuk di sekolah minggu (Sunday School) itu adalah pengalaman yang sangat-sangat luar biasa bagiku. Disana aku bisa lebih ber-action, membentuk diri, belajar banyak pengalaman, sampai-sampai pernah menginjakkan kaki di luar negeri. Tak menyangka, anak kecil bungsu ini bisa melihat suasana sampai menara kembar dan patung singa besar yang menjadi icon Singapura. Nggak hanya itu, engkau juga memperhatikan pendidikanku, tidak memaksa untuk mengikuti ini dan itu, bertunduk pada kemauanku, hingga akhirnya aku sadar sendiri untuk memilih mana yang pass dengan passionku. Itu adalah kelebihanmu, dan masih banyak lagi yang nggak bisa aku sebutin satu per satu.
Cita-citaku.............
Saat sakit aku saat itu sedang sekolah dan bapak selalu dan selalu menanyakan keberadaanku untuk bertemu dengan bapak. Akhirnya sore hari Allah mempertemukan kami di rumah sakit. Sedikit berbincang lantas bapakku berpesan, ada 3 yakni ; Hafalkan Al-Qur’an, sekolah yang tinggi dan jangan memikirkan biaya sekolah itu. 3 pesan itulah yang mendorongku hingga saat ini untuk terus memenuhi janjiku kepada bapakku. Tak kusangka pesan itu menjadi wasiat setelah sekitar satu minggu setelahnya dia telah meninggalkan dan keluargaku. Tiga pesan itu aku jaga dan berusaha untuk mencapainya. Oleh karena itu, cita-citaku yang menjadi Menteri Agama pada tahun 2034 adalah bukan suatu kebohongan, namun akan terjadi jika terus berdoa dan berusaha. Aku harus mempunyai pengalaman pendidikan / sekolah yang tinggi untuk terus menjadi pembelajar yang baik. Selain hafidz Qur’an, sebuah negara Turki adalah tempat pilihan utamaku untuk meneruskan perjuangan tentang pendidikanku. Kuliah di sana, belajar di negara yang kaya akan sejarah islam, fenomena dan tekhnologi yang tak bisa digambarkan dan menjadi sebuah negara panutan bagi negara-negara lainnya.
Tentangmu..............
Berkenaan denganmu, yang kini kau menjelma sebagai bapak baru, walaupun tak tinggal denganku, kau selalu memperhatikan gerak-gerikku. Tak ingin melihatku sedih, bingung dan suram. Selalu terlihat bahagia dengan senyuman lebar. Jujur, kebanyakan saya ketika bertemu denganmu selalu membawa masalah dan ketika pulang masalah itu pasti selesai dengan jalan yang mulus alias tuntas. Dengan ini, aku yang malu, dengan kesibukanmu aku merasa mengganggu, sehingga kau adalah benar-benar sosok hebat yang mana selalu meluangkan waktu untukku walaupun aku hanyalah anak yang asing bagimu. Bercerita tentangmu itu tak ada selesainya, karena kebaikan-kebaikan yang kau lakukan kepadaku begitu banyak, aku tak bisa membalasnya dengan seimbang, aku hanya bisa melakukan yang terbaik agar kau terlihat senang dan yang ku harapkan adalah kita saling mendoakan. Goresan-goresan tentang kelakuanmu yang baik dan rendah hati begitu banyak, selalu muncul dalam pikiranku, hingga aku bingung mau membalas apa kebaikan yang kau lakukan kepadaku, bercerita dan menulis saja bingung, apalagi melakukan. Intinya, engkau adalah seorang yang pernah hadir dalam hidupku dengan penuh kepedulianmu denganku. Engkau adalah salah satu pahlawan dalam perjuangan hidupku. Seperti zaman dahulu yang tak akan pernah rela ketika bangsalain menguasai bangsa Indonesia. itulah engkau.
Di tahun yang terakhir ini, aku berharap penuh kepadamu. Engkau bisa mengerti dengan perasaanku. Aku yang harus melangkah maju untuk terus berjuang dalam cita-citaku. Dengan berarti aku harus rela melepas dan meninggalkanmu dan tempat tinggal ini setelah lulus SMA. Sungguh, aku bingung, mau membalas apa jasamu, mau meninggalkan apa untuk tempat ini, rasanya tak sebanding apa yang telah kau lakukan sesamaku. Saya janji, suatu saat nanti aku akan kembali untuk menengok keluarga yang ada disini, jika ditakdirkan untuk menjadi pengurus rumah ini, ya Alhamdulillaah. aku berharap kita saling mendoakan yang terbaik untuk kehidupan kita. Terimakasih, sampai jumpa kembali dan Wassalamualaikum Wr Wb.
Hormat Saya
Azmi Izuddin
Komentar
Posting Komentar