Sinar
matahari tua tinggal separuh
4
mata saling tatap tiada jenuh
Tak
berkedip,
Tunda
air mata yang jatuh
Juga
ungkap rasa di hati
Yang
khawatir berubah peluh
Derasan
air dari tebing jatuh
Percikan-percikan
menerpa wajah mereka
Ditambah
cahaya kuning alami
Yang
akan mati tenggelam sunyi
Sayup-sayup
angin senja
Ikan-ikan
berkumpul melingkar
Burung
merpati tak mau ketinggalan
Sedang
kereta menyapa kemudian
Tuut...tuut...tuut
Tuk
ikut jadi saksi berita dari hati
Yang
tinggal sekian detik lagi
Alam
akan jadi saksi
Sebuah
penantian yang tumpul
Tapi
berarti
Dimana
jiwa ini akan berlabuh
Berserah
raga untuk selamanya
Sebuah
kata-kata
Yang
terpendam
Yang
dinanti
Dan
melegakan hati
Apa
maksud perhubungan ini
Setela
9 tahun saling menemani
Tatapan
senjamu adalah tatapan indah yang kutunggu
Mendekap
rindu
Sebagai
senjatamu untuk melumpuhkan hatiku
Namun,
itu palsu
Topengmu
lebih tebal dari baja
Rayuanmu
sungguh menggoda
Ternyata
hanya cerminan belaka
Untuk
menjelma
Perempuan
berbusana sendu dibilik cintamu
Menanti
lelaki yang mau bertamu
Dirayunya
hati yang mati tak bermalu
Oh
Cinta
kita jadi serangkaian kata palsu
Menguap
jadi abu
Seperti
asap rokok
Nikmat,
menyecap lalu hilang merayap
Bukan
sekedar tahu
Detak
jantung dan nafas mendengusmu
Selera
rinddu dan sayang lenyap dalam tubuh ini
Antusias
untuk pergi kembali
Dengan
meninggalkan satu ucapan
“Cukup!”
Komentar
Posting Komentar