Bukan
sidang skripsi dan bukan anak mahasiswa. Alhamdulillaah pengalaman berharga
kudapat setelah pertama kali aku berpresentasi dihadapan rektor. Bukan sembarangan
orang. Beliau adalah Prof. Dato’ Dr. Musa Ahmad. Seorang yang pernah menjadi tangn
kanannya perdana menteri, meraih gelar Ph.D di Manchester University dan saat
ini beliau menjabat rektor universitas Sains Islam Malaysia (USIM). Salah satu
kampus unggulan di negeri Jiran.
Dihadapannya,
saya presentasi tentang sekolah dan gerakan pelajar shubuh berjamaah (GPSB). Saat
itu hadir pula guru-guru SMA dan beberapa teman. Tidak banyak memang, karena
pertemuan singkat itu berlangsung di malam hari sekitar pukul 19.00 WIB. Senin
(9/7/2018).
Sebelumnya
saya diberitahu oleh Ust. Alfi di pagi harinya. Saya sempat bingung, lha wong
saya ini barusan di wisuda kok saya yang disuruh presentasi sekolah? bukannya
adik kelasku masih banyak yang punya potensi untuk berpresentasi? Ah sudahlah
ini kesempatan yang luar biasa dan mungkin tidak terulang lagi. Alhasil saya
langsung meng-iyakan. Terus Ust. Alfi juga bilang,”Selama ijazah SMA kamu belum
terbit, kamu masih belum lulus di SMA ini” terangnya.
Kembali
lagi di acara, dapat dikatakan saya tampil pertama kali. karena waktu itu
sambutan kepala sekolah dan rektor ditaruh setelah saya presentasi. Sebenarnya
ini bukanlah yang pertama saya presentasi tentang sekolah dan GPSB, bahkan
sudah berali-kali. Awalnya saya PD, tapi gak tau ya, saat saya presentasai
lama-kelamaan kok wajah dan tanganku penuh dengan keringat. Nggak tau itu grogi
atau bukan, nggak tau juga itu faktor luar atau dalam. Tapi nyatanya saat itu
kelas juga biasa-biasa saja, baju yang saya pakai lumayan panas sih yaitu
berkerah dan lengan panjang. Saya juga pernah sih presentasi dihadapan orang
luar negeri. Kala itu waktu kelas 7 dihadapan ribuan siswa dari SMKA Maahad
Hamidiah yang berpresentasi tentang ‘Home Messenger’ dan september 2017 lalu
dihadapan duta besar dari New Zealand. Bahlan kedua-duanya tidak sampai keringetan
seperti apa yang kualami semalam.
Apa mungkin
saya menganggap rektor itu jabatan yang paling tinggi ya? soalnya saya pernah
ketika ingin ketemu dengan rektor UMSurabaya. Sudah di gedung rektoratnya. Sama
satpam sudah dibilangin kalau rektornya ada di tempat. Tapi apa yang terjadi,
saya dan teman saya ditahan dan tidak boleh masuk oleh pihak juru bicaranya
rektor, jadi kepentingan saya lewat jalur dia. Maksudnya saya ngomong ke dia
dan dia lah yang ngomong ke rektornya. Sakit ga sih
Tapi
alhamdulillaah presentasi saya kemarin dapat dikatakan lancarlah, semua tentang
GPSB dan sekolah sudah saya sampaikan walaupun dengan keringat basah di wajah.
Iyaaaa saya sudah berusaha untuk mengendalikan suasana, tapi keringatnya nggak
hilang-hilang juga, duuuh.
Setelah
saya selesai presentasi, Pak Dato’ itu menyampaikan sambutan. Sepertinya dia
menangkap apa yang saya katakan dan presentasikan. Dia memuji sekolah ini dan
ingin menggelar GPSB disana. Pokoknya setelah pak Dato’ itu sambutan, hatiku
plongggg, karena beliau kebanyakan menyampaikan hasil apa yang telah
kusampaikan. :)
Itulah
pengalaman berhargaku. Semoga kedepan dan kawan-kawan menjadi lebih baik lagi.
Surabaya, 10 Juli 2018
Sangatt mengispirasiiii
BalasHapusCiamikkk
BalasHapus